Ini resep kue paling gampang kalo gak mau disebut paling ngarang....hehe...
Bayangin...semua bahan dicampur trus diublek jadi satu....dipanggang bentar...beress!
Resepnya
Bahan :
- 2 btr telur
- 3 sdm. gula pasir
- 5 sdm. terigu
- 2 sdm. margarin
- 1 sachet ademsari
- garam, vanili secukupnya
Cara Buat :
- Aduk rata jadi satu semua bahan
- Panggang sampai mengembang matang (pake panci hakasima or oven biasa jg bisa)
Sabtu, 14 April 2012
Aku, Kau Dan Cinta Kita
Berbelas tahun
Barisan hari-hari kita terisi beragam kisah
Tidak semua indah
Terkadang ada juga pedih mengelindap
Tidak selalu manis
Pernah juga tertelan pil pahit tanpa sengaja, atau sengaja
Sekian lama
Langkah kita terayun dengan irama yang sama
Jemari kita bergenggaman saling mengalirkan keteguhan
Tetap tak ada yang sempurna
Sekali waktu aku merasa pelukmu hampa
Atau dekapku kau rasa tak biasa
Saat langkahmu tiba-tiba bergegas lebih cepat dariku
Aku berseru memintamu menunggu
Tentu
Pernah, satu khilafmu mengoyak kepercayaanku
Aku terhenyak, engkaukah itu?
Seribu perih tak terperi menikam jantungku
Menangis tak membuat kering luka hatiku
Marah tak meredakan gundahku
Dalam hening, aku mengais kata maaf jauh di lubuk dadaku
Mencoba mengingat-ingat seribu kebaikanmu
Bukankah tak adil bila aku menghukummu
Untuk sebuah kekhilafan yang mungkin saja terjadi karenaku
Tentu ini bukan tentang cinta yang nyaris hilang
Aku percaya ini hanya kerikil kecil yang merintang jalan
Mungkin ini saatnya kembalikan kebiasaan lama kita
Bicara dari hati ke hati
Merasa diri sendiri yang salah, bukan sebaliknya
Karena meminta maaf adalah mudah
Memaafkan itu bagian tersulitnya
Dan aku tak menyesal telah memilih itu
Kita tidak sepakat untuk memulai perjalanan dari awal
Karena jalan panjang ini hanya perlu untuk diteruskan
Entah seberapa jauh ujungnya
Tak usah dibayangkan
Melangkah saja, seperti tidak pernah terjadi apa-apa
Aku semakin percaya
Sang waktulah penyembuh segala luka
Bersyukur aku sampai pada hari ini
Hari dimana aku bisa mengenang semua kepahitan itu dengan tersenyum
Inikah yang disebut ikhlas?
Entahlah
Meski amat terlambat, tapi setidaknya aku berhasil juga mendapatkannya
Terimakasih ya Robb
JanjiMU selalu benar
Tak ada cobaan diluar batas kemampuan seorang hamba
(tentang_kita)
Barisan hari-hari kita terisi beragam kisah
Tidak semua indah
Terkadang ada juga pedih mengelindap
Tidak selalu manis
Pernah juga tertelan pil pahit tanpa sengaja, atau sengaja
Sekian lama
Langkah kita terayun dengan irama yang sama
Jemari kita bergenggaman saling mengalirkan keteguhan
Tetap tak ada yang sempurna
Sekali waktu aku merasa pelukmu hampa
Atau dekapku kau rasa tak biasa
Saat langkahmu tiba-tiba bergegas lebih cepat dariku
Aku berseru memintamu menunggu
Tentu
Pernah, satu khilafmu mengoyak kepercayaanku
Aku terhenyak, engkaukah itu?
Seribu perih tak terperi menikam jantungku
Menangis tak membuat kering luka hatiku
Marah tak meredakan gundahku
Dalam hening, aku mengais kata maaf jauh di lubuk dadaku
Mencoba mengingat-ingat seribu kebaikanmu
Bukankah tak adil bila aku menghukummu
Untuk sebuah kekhilafan yang mungkin saja terjadi karenaku
Tentu ini bukan tentang cinta yang nyaris hilang
Aku percaya ini hanya kerikil kecil yang merintang jalan
Mungkin ini saatnya kembalikan kebiasaan lama kita
Bicara dari hati ke hati
Merasa diri sendiri yang salah, bukan sebaliknya
Karena meminta maaf adalah mudah
Memaafkan itu bagian tersulitnya
Dan aku tak menyesal telah memilih itu
Kita tidak sepakat untuk memulai perjalanan dari awal
Karena jalan panjang ini hanya perlu untuk diteruskan
Entah seberapa jauh ujungnya
Tak usah dibayangkan
Melangkah saja, seperti tidak pernah terjadi apa-apa
Aku semakin percaya
Sang waktulah penyembuh segala luka
Bersyukur aku sampai pada hari ini
Hari dimana aku bisa mengenang semua kepahitan itu dengan tersenyum
Inikah yang disebut ikhlas?
Entahlah
Meski amat terlambat, tapi setidaknya aku berhasil juga mendapatkannya
Terimakasih ya Robb
JanjiMU selalu benar
Tak ada cobaan diluar batas kemampuan seorang hamba
(tentang_kita)
Minggu, 01 April 2012
Baca, Baca, Baca
Membaca.
Itu satu-satunya hobi yang mama bawa sejak kecil (hobi yang lain menyusul setelah mama dewasa).
Membaca apa saja. Terutama yang berbau sastra, baik fiksi maupun kisah nyata.
Entah sejak umur berapa mama mulai gemar membaca, lupa, yang mama ingat cuma duluuu waktu mama SD, tahun 70 an, mama sering pinjam buku cerita dari perpustakaan sekolah. Tidak banyak judul yang mama ingat, diantaranya ada judul-judul populer seperti kancil dan buaya, malin kundang, Timun mas, dan cerita legenda khas Indonesia lainnya.
Ohya, selain buku-buku cerita itu, setiap ada sodara yang dateng dari kota, mama sering dapat kiriman majalah Bobo bekas dari keponakan yang tinggal di sana...biarpun bekas, waaah...senengnya minta ampun. Satu cerita yang paling melekat dalam ingatan mama sampe sekarang "Deni manusia ikan"
Mulai SMP, bacaan mama beralih ke majalah remaja misalnya Anita, yang isinya khusus cerita pendek mendayu-dayu...
Malahan saking senengnya baca cerpen, mama sampai sering nulis cerpen tentang kisah cinta (monyet) temen-temen sekelas, nulisnya pake tangan dikertas folio bergaris....trus dibaca rame-rame....wuuh..seru banget...
SMA lain lagi.
Karena mama sekolah dikota, tentu lebih banyak pilihan bacaan yang bisa mama nikmati setiap hari. Meskipun tentu tak sebanyak sekarang.
Masih dengan gaya lama (membaca tanpa harus beli buku...hihi) mama bela-belain bermotor ria ke perpustakaan wilayah yang lumayan jauh dari rumah. Jadi anggota perpus bertahun-tahun sampe penjaganya hapal muka mama....hapal juga buku apa selera mama.
Sidney Sheldon, Mira W, Marga T, V.Lestari, S.Mara GD adalah sebagian penulis jadul yang semua bukunya hampir khatam mama baca.
Paling asyik kalo udah baca cerita misteri pembunuhan, deg-degan campur penasaran. Belum stop kalo belum tamat biarpun gak tidur semaleman juga.
Selain buku fiksi, waktu itu mama juga rutin baca tabloid mingguan dan koran langganannya budhe dan pakdhe kalian.
Pokoknya asal jangan cerita hantu, sihir dan khayalan yang aneh dan gak jelas, semua jenis bacaan mama suka.
Membaca.
Masih terus berlanjut sampe mama menikah dan punya kalian, dua anak kesayangan mama. Walaupun hampir gak pernah beli buku, tapi selalu saja ada jalan untuk baca buku.
Allah memang sungguh Maha Baik. Rumah ayah Agus, om kalian, yang gandeng renteng sama rumah kita, kok ya kebetulan buka toko buku, majalah dan koran.
Nah. apa mama bilang...selalu ada jalan kan..? hehe...
Walhasil tiap hari kalo udah beresan di rumah, mama pasti bakalan ndelosor di situ. Berasa kayak di Gramedia deh.....gak peduli yang mama baca buku lama ataukah baru.
Cuma setelah berkeluarga, kesempatan mama membaca buku agak sedikit berkurang. Mama sadar kalo sedang membaca, mama bisa mendadak jadi autis, gak peduli orang lain, sibuk sendiri dengan bacaan. Membaca bisa saja sambil bikin kue, atau sambil masak, atau sambil makan....tapi apa bisa membaca sambil ngobrol??
Sebelumnya mama kurang peka dengan situasi kayak gitu, mama terus saja khusyu membaca meski sedang ngumpul sama kalian, sampe suatu hari salah satu dari kalian menegur dengan nada protes "kalo udah mbaca, mama jadi gak asyik deh! gak bisa diajak ngobrol, ditanyain pasti jawabnya cuma hah-heh aja."
Astaghfirullah...ternyata selama ini mama udah membuang banyak waktu berharga dengan keluarga hanya karena egois memuaskan nafsu membaca.
Padahal membaca itu layaknya candu. Selesai buku satu pasti pengen baca buku yang lain lagi dan lagi, sementara waktu bersama kalian gak akan pernah terulang karena kalian begitu cepatnya dewasa..
Terus gimana caranya agar semua berjalan seimbang?
Mama putuskan hanya akan membaca kalo pas lagi sendirian di rumah.
Begitu papa atau kalian pulang, mama sudah harus dalam keadaan siap mendengar curhat kalian dengan antusias dan bisa kalian ajak ngobrol tentang apa saja, tanpa terganggu dengan buku-buku tebal yang mama baca. Konsekuensinya ya mama harus rela ngurangi jam tidur malem kalo masih mau baca buku. Kecuali kalo kita semua emang pas lagi baca bareng-bareng.
Hobi membaca memang baik sepanjang itu tidak sampai melalaikan tugas dan kewajiban kita terhadap keluarga, teman, tetangga, dan terutama kepada-NYA. Semakin dewasa kita, semestinya bahan bacaan kita juga semakin bisa mendekatkan kita kepada-NYA.
Dan untuk seorang muslim yang hobi membaca apa saja, ternyata membaca kitab suci Al Quran dan buku-buku agama adalah juga hal yang sangat menyenangkan.
Salam manis
Itu satu-satunya hobi yang mama bawa sejak kecil (hobi yang lain menyusul setelah mama dewasa).
Membaca apa saja. Terutama yang berbau sastra, baik fiksi maupun kisah nyata.
Entah sejak umur berapa mama mulai gemar membaca, lupa, yang mama ingat cuma duluuu waktu mama SD, tahun 70 an, mama sering pinjam buku cerita dari perpustakaan sekolah. Tidak banyak judul yang mama ingat, diantaranya ada judul-judul populer seperti kancil dan buaya, malin kundang, Timun mas, dan cerita legenda khas Indonesia lainnya.
Ohya, selain buku-buku cerita itu, setiap ada sodara yang dateng dari kota, mama sering dapat kiriman majalah Bobo bekas dari keponakan yang tinggal di sana...biarpun bekas, waaah...senengnya minta ampun. Satu cerita yang paling melekat dalam ingatan mama sampe sekarang "Deni manusia ikan"
Mulai SMP, bacaan mama beralih ke majalah remaja misalnya Anita, yang isinya khusus cerita pendek mendayu-dayu...
Malahan saking senengnya baca cerpen, mama sampai sering nulis cerpen tentang kisah cinta (monyet) temen-temen sekelas, nulisnya pake tangan dikertas folio bergaris....trus dibaca rame-rame....wuuh..seru banget...
SMA lain lagi.
Karena mama sekolah dikota, tentu lebih banyak pilihan bacaan yang bisa mama nikmati setiap hari. Meskipun tentu tak sebanyak sekarang.
Masih dengan gaya lama (membaca tanpa harus beli buku...hihi) mama bela-belain bermotor ria ke perpustakaan wilayah yang lumayan jauh dari rumah. Jadi anggota perpus bertahun-tahun sampe penjaganya hapal muka mama....hapal juga buku apa selera mama.
Sidney Sheldon, Mira W, Marga T, V.Lestari, S.Mara GD adalah sebagian penulis jadul yang semua bukunya hampir khatam mama baca.
Paling asyik kalo udah baca cerita misteri pembunuhan, deg-degan campur penasaran. Belum stop kalo belum tamat biarpun gak tidur semaleman juga.
Selain buku fiksi, waktu itu mama juga rutin baca tabloid mingguan dan koran langganannya budhe dan pakdhe kalian.
Pokoknya asal jangan cerita hantu, sihir dan khayalan yang aneh dan gak jelas, semua jenis bacaan mama suka.
Membaca.
Masih terus berlanjut sampe mama menikah dan punya kalian, dua anak kesayangan mama. Walaupun hampir gak pernah beli buku, tapi selalu saja ada jalan untuk baca buku.
Allah memang sungguh Maha Baik. Rumah ayah Agus, om kalian, yang gandeng renteng sama rumah kita, kok ya kebetulan buka toko buku, majalah dan koran.
Nah. apa mama bilang...selalu ada jalan kan..? hehe...
Walhasil tiap hari kalo udah beresan di rumah, mama pasti bakalan ndelosor di situ. Berasa kayak di Gramedia deh.....gak peduli yang mama baca buku lama ataukah baru.
Cuma setelah berkeluarga, kesempatan mama membaca buku agak sedikit berkurang. Mama sadar kalo sedang membaca, mama bisa mendadak jadi autis, gak peduli orang lain, sibuk sendiri dengan bacaan. Membaca bisa saja sambil bikin kue, atau sambil masak, atau sambil makan....tapi apa bisa membaca sambil ngobrol??
Sebelumnya mama kurang peka dengan situasi kayak gitu, mama terus saja khusyu membaca meski sedang ngumpul sama kalian, sampe suatu hari salah satu dari kalian menegur dengan nada protes "kalo udah mbaca, mama jadi gak asyik deh! gak bisa diajak ngobrol, ditanyain pasti jawabnya cuma hah-heh aja."
Astaghfirullah...ternyata selama ini mama udah membuang banyak waktu berharga dengan keluarga hanya karena egois memuaskan nafsu membaca.
Padahal membaca itu layaknya candu. Selesai buku satu pasti pengen baca buku yang lain lagi dan lagi, sementara waktu bersama kalian gak akan pernah terulang karena kalian begitu cepatnya dewasa..
Terus gimana caranya agar semua berjalan seimbang?
Mama putuskan hanya akan membaca kalo pas lagi sendirian di rumah.
Begitu papa atau kalian pulang, mama sudah harus dalam keadaan siap mendengar curhat kalian dengan antusias dan bisa kalian ajak ngobrol tentang apa saja, tanpa terganggu dengan buku-buku tebal yang mama baca. Konsekuensinya ya mama harus rela ngurangi jam tidur malem kalo masih mau baca buku. Kecuali kalo kita semua emang pas lagi baca bareng-bareng.
Hobi membaca memang baik sepanjang itu tidak sampai melalaikan tugas dan kewajiban kita terhadap keluarga, teman, tetangga, dan terutama kepada-NYA. Semakin dewasa kita, semestinya bahan bacaan kita juga semakin bisa mendekatkan kita kepada-NYA.
Dan untuk seorang muslim yang hobi membaca apa saja, ternyata membaca kitab suci Al Quran dan buku-buku agama adalah juga hal yang sangat menyenangkan.
Salam manis
Langganan:
Postingan (Atom)