Selasa, 26 April 2011

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

GURU. Adalah sebuah kata yang sangat monumental.
Profesi yang amat mulia dan sarat akan makna.
Sejak  kecil kita sudah demikian akrab dengan mereka....baik itu guru ngaji ataupun guru sekolah formal.
Guru adalah pengganti orangtua kita di sekolah.
Kita tentu masih ingat (meski agak samar) bagaimana peran guru sejak kita mengawali sekolah di usia
yang masih belia.
Bahkan saking patuhnya kita pada guru, waktu kecil, apapun yang guru katakan lebih kita taati daripada kata-kata orangtua kita sendiri. Misalnya kita harus belajar di rumah, harus gosok gigi atau harus tidur malam jam berapa...hehe...
Guru yang telaten membimbing dan mengajari kita  mengenal bermacam ilmu....sampai kita beranjak remaja dan dewasa.....selalu ada guru menyertai hari-hari kita...

Bayangkan apa jadinya jika tak ada yang namanya guru di dunia ini.
Hampir semua profesi yang kita miliki masing-masing saat ini, tak lepas dari jasa dan peran guru.
Guru yang digugu....guru yang ditiru....
Alangkah berat beban seorang guru. Ditangannya tanggung jawab besar diletakkan...
Baik buruk seorang siswa selalu dikaitkan dengan guru.
Tapi kadang bila ada seseorang yang sukses dikemudian hari...justru sering lupa bahwa ada peran sang guru di belakangnya.

Jamannya bapak guru Oemar Bakri sudah lama berlalu...
Guru yang baik hati, idealis tapi miskin. Hanya sepeda kumbang yang mengantarnya pulang pergi ke sekolah.
Saat ini kesejahteraan guru sudah amat diperhatikan.
Kita sudah terbiasa melihat guru naik turun mobil keren sambil menenteng laptop mahal...
Terbiasa melihat guru shoping barang-barang bagus di mall...
Hampir tak ada lagi nasib guru yang terabaikan.

Tapi seiring berubahnya jaman....apakah juga menggeser idealisme para guru?
Dengan menyesal saya katakan YA.
Coba kita tengok berita di tivi ataupun di koran-koran...hampir tiap hari ada saja berita tentang guru yang (maaf) negatif. Misalnya ada guru yang keliru memutar film porno di layar proyektornya ketika akan memberi materi di depan kelas, atau guru yang memalsukan ijazah demi untuk mendapatkan sertifikasi yang notabene akan melipatgandakan gajinya...atau guru yang merekayasa data-data guna menaikkan pangkatnya....guru yang seharusnya kuliah (agar ilmunya bertambah) tapi malah memilih jalan pintas langsung beli ijazah saja.
Dan yang lebih miris lagi....(bahkan saya hampir tak percaya) banyak sekolahan dari tingkat SD, SMP dan SMA yang guru-gurunya justru mengajarkan kepada siswa  untuk melakukan tindakan yang sungguh tidak terpuji yaitu dengan memberi bocoran kunci jawaban saat ujian.
Astaghfirullah...

Akan dibawa kemana putra-putri yang telah kita percayakan kepada mereka pendidikan formal dan juga akhlaknya ...? Sementara para guru mulai tidak amanah.....mulai mengkhianati hati nurani....
Apa gunanya belajar bertahun-tahun kalau pada akhirnya semua siswa hanya bergantung pada selembar kertas kunci jawaban.....tak akan ada bedanya mana siswa yang tekun belajar dan mana yang malas. Pukul rata semua dapat nilai 9. Beres.
Maka jangan menyalahkan siapa-siapa jika para pemimpin dan petinggi negeri ini terbiasa berlaku curang.....karena mereka terbiasa menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, sejak duduk di bangku sekolah, diajarkan pula bagaimana tekniknya...

Saya bahkan mendengar sendiri ada seorang anak ketika disuruh belajar oleh orangtuanya menjelang ujian, dia malah menjawab "buat apa capek-capek belajar, besok pas ujian disuruh dateng pagi-pagi banget kok mau dibagi bocoran  sama guru"   ya ampuuun....ini sudah menjadi rahasia umum.
Sebuah PROSES yang seharusnya dihargai justru dianggap tak ada. Padahal Allah saja menciptakan segala sesuatu selalu melalui sebuah proses.
Sementara kita maunya yang instan saja.

Maaf kalau tulisan ini mengganggu para pembaca yang mungkin berprofesi sebagai guru.
Ini hanya curhat seorang ibu yang gelisah melihat penghancuran massal sebuah generasi penerus bangsa.
Saya masih punya harapan bahwa masih ada banyak guru yang benar-benar menjaga amanah dari Allah.

Mari sebentar merenung......bukankah setiap diri kita masing-masing punya tanggung jawab atas amanah yang kita emban....??
Pasti akan datang hari dimana mulut dikunci.....dan anggota tubuh yang lain menjadi saksi....akan ada yaumil akhir....yaumil masyar... yaumil mizan....dan yaumil hisab...

Wallahua'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar